Kamis, 18 Oktober 2012

Market Driving Companies: Menjadi Jawara dengan Menciptakan Pasar

Tak banyak perusahaan yang mampu menentukan arah pasar. Banyak dari mereka yang hanya bertahan menjadi follower. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menjadi market driver?

Pasar mempunyai struktur yang sangat dinamis, setiap saat berubah-ubah, dan tak terprediksi. Para pemain pun dituntut untuk cerdas dalam mengimplementasikan strateginya. Tak jarang, banyak perusahaaan yang pontang-panting menghadapi perubahan pasar. Di lain pihak ada pula perusahaan-perusahaan dengan bekal kekuatan inovasi yang kuat menghadapinya dengan mudah.

Ada dua istilah dalam orientasi pasar yang sangat akrab di dunia marketing, yaitu market-driven dan market-driving. Market-driven lebih cenderung pada orientasi bisnis yang dibentuk berdasar pada reaksi dari para pemain dalam pasar dan bertarung mengikuti kondisi pasar. Sebaliknya, market-driving lebih bersifat mempengaruhi struktur pasar dan dan menentukan arah pasar. Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi market-driving mempunyai kesempatan lebih besar untuk menjadi market leader. Perilaku pasar dapat dimodifikasi secara langsung atau tidak langsung dengan mengubah mind-set dari para perilaku pasar yang terdiri dari konsumen, kompetitor dan stakeholder.

Di Indonesia muncul beberapa pemain yang mampu menjadi market driver. Mereka berasal dari berbagai industri yang berbeda. Masing-masing dari mereka mempunyai keunggulan dalam mengimplementasikan strategi marketingnya. Para market driver ini selalu konsisten melakukan edukasi pasar, dan menjalankan inovasi produk dan value yang akan mereka tawarkan. Keunggulan inilah yang mampu membawa mereka menjadi market leader di pasar.

Di kategori perbankan BCA menjadi market driving karena kartu Flazz-nya mengedukasi pasar kartu pra bayar di Indonesia. Sebelumnya Bank Bali dan BNI telah mengeluarkan kartu pra bayar ini tapi gagal. Kini BCA berhasil mengedukasi pasar agar mempergunakan kartu pra bayar ini untuk keperluan pembayaran dalam jumlah kecil. Bahkan kartu Flazz juga mempelopori penggunaan teknologi RFID. Tak lama kemudian Bank Mandiri menjadi follower dari kartu Flazz. Sejak diluncurkan tahun lalu, jumlah penggunanya kini mencapai 1.5 juta orang (Oktober 2009) dan akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 2 juta.

Tak jauh berbeda dengan BCA, di bidang asuransi ada Prudential yang menjadi market driver karena perusahaan asuransi ini sangat agresif memperkenalkan Unit link (asuransi yang digabung dengan investasi). Unit link yang dinamai Prulink ini berhasil mengedukasi pasar dengan baik dan membuat top of mind di benak konsumen apabila mereka ingat produk asuransi link. Tidak hanya itu, Prulink juga senantiasa berinovasi dengan meluncurkan prulink syariah. Bahkan asuransi syariah Prudential kini termasuk motor pertumbuhan Prudential.

Pangsa pasar Prudential untuk unit link adalah terbesar dan menguasai 33 persen pasar unit link di Indonesia, sekalipun baru menyumbang 20 persen dari total penjualan asuransi di Prudential. Pasar asuransi link sendiri memang masih tergolong tidak besar dibandingkan konvensional karena membutuhkan banyak edukasi ke pasar soal investasi. Namun Kini Prudential adalah asuransi nomor satu menurut majalah investor dalam hal kinerja. Tahun 2008 premi yang berhasil dikumpulkan 7 triliun, naik 2 triliun dari tahun sebelumnya. Sedangkan 25 persen pendapatannya berasal dari Syariah.
 
Sedikit terbang jauh dari kedua industri di atas, kita mengenal Lion Air sebagai sebagai salah satu maskapai yang sukses di Indonesia. Lion air menjadi market driver di penerbangan low cost di Indonesia. Revenuenya mencapai 8.1 billion dollar tahun 2008.

Menurut Rusdi Kirana, founder Lion Air, dalam berkompetisi Lion Air harus bisa one step ahead dari kompetitor. Untuk itu Ia harus tahu kekurangan dan kelebihan diri dan juga kompetitor. Sebagai contoh, ketika maskapai lain memakai Boeing 737 Seri 200 yang berkapasitas 121 penumpang. Lion Air sudah menggunakan pesawat dengan kapasitas 167 penumpang. Tak jauh beda halnya dengan penggunaan Boeing 737 900 ER oleh Lion Air ketika maskapai lain menggunakan Boeing 737 seri 800.

Salah satu keunggulan dari Lion Air adalah kejelian melihat peluang pasar. Selain memiliki frekuensi penerbangan yang banyak, Lion juga sangat cermat menemukan celah penerbangan baru, yang mungkin belum dilirik oleh para kompetitornya. Termasuk dengan dengan penerbangan ke kota perdagangan. Contohnya untuk rute Jakarta-Medan ada 12 kali penerbangan dalam sehari.

Dalam mengembangkan Lion Air, Rusdi tidak bisa berhenti pada level kenyamanan. contohnya, Lion sudah memesan pesawat 178 unit, dan tahun ini sudah ada 32 unit yang masuk. Kemudian mereka juga memesan lagi pesawat baling-baling 15 buah yang berfungsi sebagai feeder untuk pesawat jet. Ini digunakan untuk melayani rute-rute kecil. Tentu saja langkah Lion Air tidak berhenti begitu saja. Saat ini Lion juga menambah frekuensi penerbangan ke luar negeri dengan pesawat berbadan lebar. “Saya akan terbangkan ke Jepang, Taiwan, Australia, Shanghai, dan sebagainya,” Tutur Rusdi.

Dari industri penerbangan, kita menuju industri makanan dan minuman. Garudafood boleh jadi termasuk nekat untuk membuka terus pasa yang baru. Sebagai contoh, ketika banyak produsen menjual minuman pelepas dahaga, Garudafood membuat minuman penunda rasa lapar. Oky Jelly menjadi minuman dahaga sekaligus penunda lapar.
 
Menurut Budiman, Head of Marketing Food and Beverages Division PT. Garudafood Putra-Putri Jaya, Garudafood harus cermat dan jeli membaca arah pasar. Budiman mengatakan bahwa untuk membentuk pasar baru tidak bisa dilakukan secara instan, harus melakukan riset secara mendalam terlebih dahulu. Termasuk pada saat membentuk pasar baru, perlu ada edukasi pasar yang dilakukan secara cermat. ”Edukasi pasar dilakukan melalui iklan sampai konsumen mengerti dan aware tentang produk yang ada. Untuk itulah kita perlu modal market insight,” tutur Budiman.

Tak jauh berbeda dengan Garudafood yang menjadi market-driver di industri makanan dan minuman, Depo Bangunan menjadi market driver di industri ritel bahan bangunan. Dahulu orang membeli bahan bangunan di toko bangunan yang berdebu dan kotor. Namun di Depo Bangunan, konsumen bisa mendapatkan kenyamanan dan pelayanan yang berbeda.

Positioning Depo Bangunan adalah jaringan supermarket bahan bangunan yang menyediakan tempat yang nyaman dalam berbelanja bahan bangunan. Supermarket bangunan ini juga memberikan harga yang murah, dengan konsep menyajikan harga terendah yang ada dipasar. Sebagai market driver supermarket bahan bangunan, Depo Bangunan bekerja sama dengan produsen bahan bangunan untuk selalu melakukan edukasi pasar. Untuk itu Depo Bangunan lebih banyak melakukan aktivitas BTL.

Salah satu strategi utama yang dilakukan oleh Depo Bangunan adalah bertumpu pada pelayanan. ”Pelayanan yang maksimal” kepada konsumen yang berbelanja di Depo Bangunan menjadi tanggung jawab dari semua lini bagian, mulai dari front-liner hingga back-office. Mulai dari pelayanan di gerai hingga gudang. (Majalah MARKETING/Leonardus Meta Noven)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar