Dalam iklan TVC terbarunya, Top One menampilkan endorser
dokter. Apa hubungan antara dunia medis dan industri oli? Mengapa dokter
yang jadi endorser?
Sukses mengusung selebritis sebagai endorser iklannya, Top One
menggandeng dokter untuk endorser iklan terbarunya. Dokter-dokter itu
adalah Boyke, Hembing, Sonia Wibisono, dan Bambang. Mereka ahli di
bidangnya masing-masing. Lebih dari itu, mereka telah sering tampil di
hadapan publik dengan image lucu, menarik, atau ahli di bidangnya. Jadi, bukan sosok dokter yang asing lagi.
Namun,
tunduk pada etika kedokteran, tak bolehlah dalam iklan itu dicantumkan
keahlian dari masing-masing dokter. Jalan tengahnya, mereka disebut
sebagai “dokter beken”.
Pemilihan para dokter itu, kata General Manager Indonesia PT Topindo
Atlas Asia, Heri Djohan, merupakan kelanjutan dari proses edukasi pasar
Top One. Bahwa konsumen masih butuh diyakinkan tentang produk tersebut.
Maka tidak mengherankan jika edukasi yang dilakukan masih sebatas pada
fungsi produk tersebut. Belum beranjak dari cara pemakaian dan manfaat
yang diperoleh.
Kepada MARKETING, Heri menjelaskan tiga sasaran yang hendak dibidik
lewat iklan testimonial seperti itu. Pertama, kebanggaan. “Konsumen akan
bangga memakai oli yang juga dipakai selebritis,” cetus Heri. Kedua,
familiaritas. Terang Heri, selebritis yang dipilih adalah mereka yang
dinilai memiliki kedekatan emosional dengan konsumen. Kedekatan ini
mempengaruhi faktor ketiga, yakni kepercayaan (trust).
Diharapkan, lanjut Heri, dengan memakai “mulut” selebritis, maka
konsumen semakin percaya bahwa produk yang diiklankan itu benar
berkualitas senyata iming-imingnya.
“Ini berlaku juga ketika kami memilih dokter sebagai endorser setelah
selebritis. Kami bertemu mereka, dan ternyata mereka memakai produk
kami juga. Kebetulan, mereka juga terkenal,” papar Heri mengungkap ide
di balik pemilihan endorser dokter.
Merujuk Heri, selebritis dan dokter sama-sama tokoh yang dianggap
dipercaya publik. Profesi dokter adalah profesi yang sangat lekat dengan
unsur kepercayaan. Secara profesional, dokter diharapkan dapat
meyakinkan konsumen bahwa pernyataan mereka benar. Secara psikologis,
dokter diharapkan dapat mensugesti konsumen.
Heri mengklaim bahwa dokter-dokter yang dijadikan endorser itu memang
memakai oli bikinannya untuk kendaraan mereka. Dan lagi, menurutnya,
mereka tidak dibayar. “Mereka kan nggak butuh bayaran dari kita. Lagi
pula, (kalau kami bayar) mereka bisa tersinggung. Jadi, ini murni
pertemanan,” ungkapnya.
Meski begitu, sayang, ia tidak mau menyebut berapa bujet pembuatan
iklan yang digarap agency Artek n’ Partner ini. “Kami pakai gaya sniper,” ujarnya. Ya, sebagaimana sniper
yang menembak pada saat yang tepat tanpa perlu membuang amunisi
berlebihan, demikian juga dengan bujet iklannya, dibelanjakan sesuai
kebutuhan. (AA Kunto A)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar