Kamis, 18 Oktober 2012

Marketing Milestone

  • Konsep Local Marketing yang menjadi isu utama di tahun 1980-an, telah menciptakan kontroversi antara pendukung standarisasi dan lokalisasi (regionalisasi). Konsep ini kemudian ditengahi dengan teori bahwa implementasi strategi pemasaran global bukanlah untuk menjawab pertanyaan tentang kebenaran strategi standarisasi atau lokalisasi, tapi lebih mengarah pada bagaimana memanfaatkan masing-masing konsep tadi menurut situasi yang ada.
  • Theodore Levitt dalam ”The Globalization of Markets”, Harvard Business Review (1983), kembali memaparkan idenya tentang Global Marketing. Menurutnya, perusahaan global sangat berbeda dengan perusahaan multinasional. Selain mengadaptasi kultur/budaya setempat, perusahaan ini juga menetapkan standar produk yang ketat di seluruh dunia.
  • Di tahun 1985, Bund Jackson memperkenalkan konsep Relationship Marketing. Konsep ini berfokus pada produk dan perusahaan sebagai satu unit analisis terhadap people, organisasi dan proses sosial, yang menyatukan mereka dalam sebuah hubungan jangka panjang.
  • Di akhir tahun 1980-an, konsep Customer Relationship Management (CRM) mulai berkembang. Menurut Gronroos, Relationship Marketing dibangun untuk memelihara dan mengembangkan hubungan antara pelanggan dan perusahaan hingga tercapainya tujuan masing-masing pihak. Sedangkan Gummesson melihat Relationship Marketing sebagai sebuah relationship, networks, dan interactions.
  • Melalui Journal of Marketing (1990), “Market Orientation: The Construct Research Propositions, and Managerial Implication”, Ajay K. Kohli dan Bernard J. Jaworski memaparkan pendapatnya tentang konsep Market Orientation. Konsep ini dapat didefinisikan sebagai usaha untuk mempertahankan existing customer, future customer, serta menghilangkan batasan-batasan antardepartemen dalam organisasi. Konsekuensi positif dari Market Orientation adalah peningkatan kinerja perusahaan, shareholder value, serta respon dari pelanggan dan karyawan.

Perkembangan Global Marketing Research

Salah satu bisnis yang saat ini sedang “naik daun” adalah bidang riset pemasaran (marketing research). Hal ini disebabkan keadaan pasar yang selalu dinamis menuntut para pelaku pasar untuk selalu melakukan riset. Dengan marketing research, kita dapat menyelidiki posisi merek kita di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen, ataupun mengurangi risiko kegagalan ketika mengeluarkan produk baru.
Market Research terdahulu menyatakan bahwa tingkat pembelian tergantung dari household expenditures. Namun, sekarang hal tersebut tidak dapat menjadi patokan lagi. Semakin bervariasinya jenis produk dan tingkat kemampuan beli yang beragam dari para konsumen menjadikan riset pemasaran semakin diperlukan.
Perkembangan marketing research tidak hanya dari sisi pasarnya, dari sisi metode riset yang digunakannya pun ikut berkembang. Sejak internet telah menjadi bagian dari aktivitas kehidupan sehari-hari, online survey telah menjadi tren bagi semua biro riset global. Sekarang perkembangan mutakhir dalam metode riset pemasaran adalah apa yang dikenal dengan etnografi.

Etnografi adalah metode riset yang menggunakan observasi langsung terhadap kegiatan manusia dalam konteks sosial dan budaya sehari-hari. Etnografi berusaha mengetahui kekuatan-kekuatan apa saja yang membuat manusia melakukan sesuatu. Karena alasan itulah metode etnografi ini mulai dilirik dunia bisnis riset konsumen untuk membantu mengungkapkan keinginan konsumen terdalam—yang sering tidak bisa didapatkan dari metode riset konsumen lainnya seperti survei atau focus group.

Baik di tingkat global maupun nasional, industri jasa di bidang riset pemasaran terus berkembang seiring dengan semakin tingginya kompetisi pasar dewasa ini. Berdasarkan data dari Esomar yang dimuat di Marketing News edisi Juli 2008, pasar global untuk marketing research tumbuh 5%; dari 23,43 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2005 menjadi 24,62 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, data tersebut mencatat 10 negara yang memiliki belanja riset pemasaran terbesar dengan menguasai hampir 80% dari total global marketing research. Dari 10 top negara tersebut, Amerika Serikat mencatat sebagai pembelanja riset pemasaran terbesar yang nilainya pada tahun 2006 mencapai 8,23 miliar dolar AS. Kemudian pada tahun 2007, nilainya meningkat 6% menjadi 8,6 miliar dolar AS.
Saat ini di Amereka Serikat sendiri terdapat 200-an perusahan riset besar. Dari 200 perusahaan tersebut, terdapat 50 top perusahaan riset yang menguasai 90% pasar di negara itu. The Nielsen Co adalah perusahaan riset dengan revenue terbesar saat ini. Perusahaan yang bermarkas di New York, AS tersebut mencatat penghasilan sebanyak 2,17 miliar dollar AS pada tahun 2007.

Nielsen adalah perusahaan informasi dan media global yang menawarkan jasa ke lebih dari 100 negara dengan jumlah karyawan lebih dari 42.000 orang. Perusahaan ini memiliki 11 unit bisnis yang bergerak di bidang riset, satu di antaranya adalah AC Nielsen yang menawarkan jasa riset kepada perusahaan manufaktur, retailer dan sales agency, serta untuk produk dan jasa. Unit bisnis lainnya adalah Nielsen Media Research yang dikenal dengan pengukuran rating program acara televisi. Kemudian ada Nielsen Mobile, Nielsen Online, Nielsen Entertainment, Media Solution dan lainnya.

Perusahaan riset peraih revenue terbesar kedua adalah IMS Health Inc. Peusahaan yang didirikan pada tahun 1954 lalu ini meraih revenue sebesar 800 juta dolar AS pada tahun 2007. IMS merupakan perusahaan yang memimpin jasa riset di industri farmasi dan alat-alat kesehatan, terutama untuk jasa market intellegent. Selain riset pasar, jasa lain yang ditawarkannya adalah mengukur efektivitas sales force, kemampuan optimalisasi portofolio, dan brand management. Saat ini jasa-jasa tersebut telah ditawarkan ke lebih dari 100 negara.

Selanjutnya, negara pembelanja terbesar kedua untuk kegiatan riset pemasaran adalah Inggris, nilainya 2,37 miliar dolar AS pada tahun 2006. Kemudian Perancis dengan pangsa sebesar 2,21 miliar dolar AS; dan Jerman sebesar 2,2 miliar dolar AS. Di lingkup negara Eropa, ketiga negara ini memiliki kontribusi hingga 67,8% dari total belanja marketing research di kawasan Eropa yang mencapai 10,6 miliar dolar AS.
Di kawasan Asia Pasifik, Jepang menempati posisi teratas sebagai pasar  marketing research terbesar. Pada tahun 2006, telah membelanjakan untuk kegiatan riset pemasaran sebesar 1,38 miliar dolar AS. Berikutnya adalah China dengan pangsa pasar sebesar 583 juta dolar AS; dan Australia sebesar 532 juta dolar AS.

Kegiatan marketing research juga semakin meningkat di Indonesia. Baik dilakukan secara in-house maupun menggunakan jasa perusahaan riset. Pasarnya pun kini semakin berkembang. Indikasi ini terlihat dengan kian banyaknya perusahaan-perusahaan riset baru yang muncul, juga bertambahnya jumlah perusahaan riset global yang masuk ke Indonesia.

Menurut Fahmy Sadri, praktisi marketing research yang bergabung di salah satu perusahaan riset terkemuka di Indonesia, saat ini diperkirakan ada 50-an perusahaan yang bergerak di bidang riset pemasaran di Indonesia. Mulai dari perusahaan multnasional hingga perusahaan riset pemasaran lokal ukuran kecil. Saat ini, tercatat tidak kurang dari 12 perusahaan riset global telah masuk ke Indonesia.

”Pada tahun 2008, pangsa pasar kegiatan marketing research di dalam negeri diperkirakan tumbuh sekitar 20 persen. Pada kenyataannya, sekarang banyak perusahaan riset yang overload,” jelasnya. Perkiraan ini hanya menghitung riset di bidang pemasaran saja. Apabila dihitung juga dengan riset Pilkada yang sekarang sedang marak dilakukan, maka pertumbuhan pasar riset di Indonesia bisa lebih besar lagi. (Anang Ghozali)

Seperti Apa Marketing Plan Anda?

Para marketer yang bertanggung jawab untuk membuat marketing plan membutuhkan waktu minimal dua bulan untuk sampai pada tahap implementasi. Terlebih lagi, bila perusahaan memiliki bujet yang besar. Mereka mungkin perlu untuk mempersiapkan iklan yang baru; mereka mungkin memiliki kegiatan event dengan skala besar; atau mungkin mereka mempunyai berbagai aktivitas lainnya yang membutuhkan persiapan besar. Jelas, semuanya ini membutuhkan waktu minimal dua bulan.

Kenyataannya memang, dari hasil observasi yang saya lakukan, sebagian besar pembuatan marketing plan terlambat. Kalau semua pengeluaran pemasaran perusahaan di Indonesia dijumlahkan, pengeluaran di semester II biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran di semester I. Rasio antara pengeluaran di semester II dan semester I bisa mencapai 60% : 40%. Sekali lagi, ini terjadi karena banyaknya marketing plan yang terlambat dibuat. Keterlambatan ini juga banyak disebabkan proses evaluasi dan persetujuan direksi atau CEO yang terlambat.

Isi Marketing Plan
Pertama, isi dari sebuah marketing plan haruslah lengkap dan detail, tetapi juga haruslah mudah dibaca dan mudah dipahami. Yang lebih penting lagi, marketing plan haruslah bersifat customized. Artinya, marketing plan adalah produk yang spesifik untuk industri tertentu dan juga spesifik untuk merek tertentu. Oleh karena itu, manajer pemasaran haruslah membuat sendiri marketing plan-nya. Marketing plan tidak bisa di-copy dari marketing plan milik manajer pemasaran yang lain.

Memang, sering kali perusahaan mempunyai template untuk membuat marketing plan. Ini sebagai langkah untuk membuat format yang standar. Dengan demikian, CEO atau pimpinan puncak akan mudah untuk membaca, mengevaluasi, dan mendiskusikan. Tapi, dalam hal ini, hanya format yang standar, bukan isinya. Isi dari marketing plan haruslah benar-benar customized dan dibuat sendiri oleh product manager, brand manager, atau marketing manager. Dengan demikian, mereka bisa mencurahkan pemikiran strategis dalam marketing plan yang dibuat.
Daftar isi dari marketing plan juga umumnya standar. Marketing plan dimulai dengan executive summary sebagai halaman pembuka—yang biasanya terdiri dari satu atau dua halaman. Setelah itu, mereka mulai melakukan analisis eksternal, termasuk di dalamnya adalah analisis pasar, industri, konsumen, pesaing, dan faktor-faktor makro—seperti ekonomi, teknologi, politik, sosial, demografi, dan globalisasi. Dilanjutkan dari analisis eksternal ini adalah analisis internal, atau analisis yang berhubungan dengan perusahaan, strategi produk, dan kinerja dari merek tersebut selama beberapa tahun terakhir. Bagian ini kemudian ditutup dengan SWOT analysis. Analisis eksternal menghasilkan threat dan opportunity, sedangkan analisis internal menghasilkan strength dan weakness.

Setelah itu, bab dalam marketing plan selanjutnya adalah menentukan objektif atau goal yang akan dicapai. Sasaran ini biasa berupa penjualan, pangsa pasar, kekuatan mereka, kepuasan konsumen, loyalitas, dan berbagai kriteria pasar lainnya. Bab selanjutnya adalah hal yang sangat penting, yaitu berhubungan dengan strategi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Strategi ini tentunya bisa dimulai dengan growth strategy, targeting dan positioning strategy, dan kemudian berhubungan dengan marketing-mix strategy, seperti product, price, promotion, dan place. Untuk manajer pemasaran yang masuk dalam industri service, marketing-mix variable ini kemudian ditambah dengan process, people, dan physical evidence.

Bab-bab selanjutnya relatif tidak seragam antar-marketing plan. Tetapi, yang biasanya ada adalah bab yang berhubungan dengan program pemasaran, proyeksi finansial, persiapan untuk tenaga personil, kebutuhan riset, dan kemudian diakhiri dengan berbagai appendix yang biasanya mencakup data sekunder maupun schedule lengkap untuk setiap aktivitas.

Adakah Strategi Baru?
Dengan perubahan-perubahan lingkungan bisnis yang cepat, sangatlah sulit untuk dimengerti bagaimana sebuah marketing plan mempunyai strategi yang sama dari tahun ke tahun.
Ini hanyalah sedikit list yang perlu dipertimbangkan dan tidak mencakup keseluruhan perubahan yang ada. Bisa juga, beberapa perubahan ini tidak relevan dengan merek Anda.
Pertama, pada saat melakukan analisis industri, manajer pemasaran hari ini harus memikirkan bahwa di masa mendatang banyak industri memiliki batas-batas industri yang semakin tidak jelas. Ini tentunya memberikan kesempatan untuk membidik pasar yang baru. 

Meningkatkan pangsa pasar di industri yang sama sering kali tidak mudah, terutama kalau merek Anda sudah menjadi pemimpin pasar. Kita perlu melirik industri lain yang menjadi substitusi industri kita atau menciptakan sebuah kategori yang baru. Ini adalah sumber untuk mencapai pertumbuhan yang tidak incremental.

Oleh karena itu, analisis industri yang dulu dibahas sekilas haruslah dianalisis lebih dalam saat ini. Dua puluh tahun lalu atau lebih, batas-batas industri umumnya sangat jelas dan stabil. Setiap industri memiliki pelanggan atau konsumennya sendiri. Oleh karena itu, analisis industri tidak perlu mendalam. Hari ini, manajer pemasaran dihadapkan dengan pilihan untuk agresif membidik industri yang baru atau bahkan menciptakan kategori industri sendiri seperti yang diajarkan oleh Blue Ocean Strategy.

Pada bab strategi, ada banyak perubahan yang bisa dipertimbangkan. Strategi harga termasuk strategi yang biasanya dibahas hanya sekilas atau bahkan mungkin hanya satu halaman. Maklum, strateginya sangat sederhana, yaitu harga tahun lalu, ditambah dengan kenaikan harga. Kenaikan harga bisa dilihat dari nilai inflasi atau harga dari para pesaing. Strategi lainnya yang harus mendapatkan perhatian besar adalah channel strategy. Perubahan dalam strategi, sangatlah besar. Channel strategy bisa menjadi langkah besar bagi perusahaan untuk menciptakan pelanggan baru, atau sebagai strategi untuk mempertahankan pelanggan yang baru.

Dalam bagian promosi dan komunikasi, perubahan besar yang saya sangat harapkan adalah berhubungan dengan digital marketing (DM). DM sebagai bagian dari komunikasi atau saluran penjualan seperti web ordering, haruslah mendapatkan perhatian yang lebih besar. Penggunaan social media haruslah dimaksimalkan. Bujet DM perlu ditambah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, perlu dipikirkan bagaimana membuat DM sebagai keunggulan bersaing di masa mendatang. Digital marketing menawarkan efisiensi dan sekaligus juga efektivitas bagi banyak merek.

Bagaimana dengan marketing plan Anda? Kalau tidak mengalami banyak perubahan, Anda perlu membaca kembali, memikirkan ulang, dan kemudian merevisi lagi. Marketing plan yang baik seharusnya mampu menangkap kesempatan bisnis di masa mendatang.

Kembangkan Marketing Plan Anda, Ini caranya!

Sebelum membuat komitmen dengan Anda, para investor biasanya ingin mengetahui marketing plan Anda untuk sebuah produk baru yang Anda ajukan. Mengembangkan marketing plan juga memberikan Anda kesempatan untuk mengorganisasi buah pikiran Anda dan menemukan titik-titik permasalahan dalam strategi Anda.

Lantas, langkah-langkah apa yang harus Anda tempuh ? Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat Anda terapkan :
  1. Jelaskan produk anda secara detail. Apa saja fitur yang paling signifikan? Apakah produk masih dalam pengembangan, atau siap untuk diluncurkan ?
  2. Identifikasikan target pasar Anda. Siapa pangsa pasar utama produk ini? Sertakan semua riset pasar, termasuk angka penjualan secara historis dari jenis produk yg anda tawarkan.
  3. tingkatkan kompetisi. Siapa pesaing utama Anda? Bagaimana produk Anda dibandingkan dengan mereka? seberapa kuat dari pijakan yang mereka miliki di pasar? Lihatlah metode yang mereka gunakan untuk memasarkan produk mereka.
  4. Ungkapkan Detil strategi pemasaran Anda. Bagaimana Anda akan mengiklankan dan memasarkan produk Anda? Fitur produk yang mana yg akan Anda fokuskan? Berapa jadinya harga produk dan mengapa bisa demikian?
  5. Jelaskan cara kerja Anda. Sertakan rencana Anda untuk layanan pelanggan, kredit yang diusulkan dan persyaratan penjualan, kualifikasi dan prestasi tim manajemen Anda, dan lokasi fisik bisnis Anda.
  6. Siapkan laporan keuangan berdasarkan proyeksi penjualan, ongkos dan pengeluaran operasi. Sertakan proyeksi arus kas, laporan laba rugi untuk setidaknya tiga tahun.
Tips kami untuk Anda:
  1. Bagilah rencana kerja Anda berdasarkan topik di atas. Mulailah dengan ringkasan yang memberikan gambaran keseluruhan dari produk Anda dan fitur-fitur unggulannya.
  2. Dalam setiap bagian dari rencana tersebut, cobalah selalu untuk menunjukkan bagaimana produk Anda dan strategi mengatasi persaingan.
  3. Rencana pemasaran Anda harus didukung riset yang solid, informasi dan proyeksi keuangan yang rinci, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mendapatkan dukungan dari investor.
  4. Mintalah seorang akuntan membuat tinjauan proyeksi keuangan Anda untuk keakuratannya.
  5. Usahakan salinan rencana pemasaran telah diedit dan diperiksa oleh sumber yang dapat dipercaya. Kadang-kadang, terlalu banyak “jargon” dapat membuat investor prospektif kehilangan minat

Cara Membuat Marketing Plan untuk Produk Baru

Pengusaha menggunakan rencana pemasaran untuk beberapa alasan: mencari tahu pasar, pelanggan dan pesaing mereka, menguraikan rencana untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan, dan mengenali serta  memprediksi perubahan.

Faktor utama dari rencana pemasaran yang baik adalah untuk mengenali pelanggan, apa yang mereka suka dan tidak suka, dan apa yang mereka harapkan.

Hal ini juga membantu Anda mengetahui pesaing Anda, produk terkait, kekuatan dan kelemahan. Dengan menentukan faktor-faktor ini dapat membantu Anda memahami siapa pesaing Anda dan mengenali perubahan di pasar.
Mari kita coba petunjuk berikut ini :
  1. Ingat empat P dari pemasaran. Untuk mendapatkan tujuan Anda, rencana Anda harus memiliki metode standar product (produk), price (harga), place(tempat) dan promotion (promosi).
  2. Jelaskan target pasar Anda. Anda dapat melakukan hal ini dalam banyak cara meliputi : usia, jenis kelamin, karir, tingkat pendapatan atau di mana pelanggan tinggal. Jika Anda memiliki sedikit sumber daya, mempromosikan secara langsung untuk para pelanggan yg Anda pikir akan membeli produk Anda akan bermanfaat. Ketika Anda mendapatkan lebih banyak pelanggan, Anda mungkin harus mengubah bagian dari rencana Anda.
  3. Kenali pesaing Anda. Lakukan ini melalui data riset pasar, permintaan produk, menentukan kekuatan dan kelemahan pesaing – dan persamaan dan perbedaan – dan perbedaan dalam strategi harga antara Anda dan pesaing Anda.
  4. Tentukan produk Anda, dan cobalah menjelaskannya dari titik pandang pelanggan. Pengusaha sukses tahu atau memiliki beberapa ide tentang apa yang pelanggan mereka inginkan atau butuhkan dari mereka. Hal ini dapat menguntungkan dalam membuat loyalitas dan kepuasan pelanggan.
  5. Buatlah anggaran pemasaran untuk rencana Anda. hal ini termasuk uang yang dibutuhkan untuk iklan dan promosi, bahan dan daftar penggunaan media. Karena rencana pemasaran praktis membutuhkan uang, Anda harus mendapatkan dana dari anggaran operasional untuk biaya promosi.
  6. Buatlah suatu strategi harga. Metode yang Anda gunakan mungkin telah diciptakan oleh orang lain, Anda harus mempelajari rencana dan metode yg digunakan pesaing. Dengan melakukan ini, Anda akan mendapatkan pengetahuan lengkap tentang bagaimana harga produk Anda, apakah itu sejalan dengan pesaing dan bagaimana Anda dapat menentukan harga yg sesuai. Agar berhasil, Anda harus memiliki strategi yang terencana dgn baik, menetapkan kebijakan Anda, dan selalu memeriksa harga dan biaya operasi untuk menjamin keuntungan.
  7. Buatlah strategi promosi yang efisien. Anda dapat menggunakan koran, majalah, TV radio, kartu nama dan T-shirt. Pastikan strategi anda menggunakan outlet yang berbeda untuk mengiklankan dan terus menggunakan mana yang dapat berjalan baik.

5 Cara untuk Dapatkan Gairah Bisnis

Marketing.co.id- Menjadi seorang pebisnis memang  tidaklah mudah perlu adanya kreatifitas dan inovasi. Apalagi seorang pebisnis yang baru memulai bisnisnya. Memulai bisnis juga harus dibarengi dengan keinginan yang kuat untuk maju dan bergairah dalam menjalankan bisnis ini.
Benjamin Disraeli, seorang Perdana Menteri Inggris abad ke-19, pernah berkata, “Manusia hanya besar ketika ia bertindak dari gairah.”

Berikut ini  paparan beberapa pakar bagi calon pebisnis untuk menjelajahi jalan kreativitas untuk menemukan gairah dalam berbisnis  Anda.

1. Tinjau ulang masa kecil Anda. Apa yang Anda senang lakukan?
“Sungguh menakjubkan betapa terputus kita menjadi hal-hal yang membawa kita kesenangan dalam mendukung apa yang praktis,” kata Rob Levit, seorang pakar kreativitas Annapolis, serta pembicara dan konsultan bisnis.

Levit menyarankan membuat daftar semua hal yang Anda ingat menikmati sebagai seorang anak. Apakah Anda menikmati aktivitas itu sekarang? Misalnya, Frank Lloyd Wright, arsitek terbesar Amerika, bermain dengan balok kayu sepanjang masa kecil dan mungkin juga melewatinya.

“Penelitian menunjukkan bahwa ada banyak untuk ditemukan dalam bermain, bahkan sebagai orang dewasa,” kata Levit.

Kembali beberapa kegiatan positif, makanan dan peristiwa masa kecil. Levit menyarankan bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan ini untuk memulai: Apa yang dapat diterjemahkan dan ditambahkan ke dalam hidup Anda sekarang? Bagaimana pengalaman-pengalaman masa lalu membentuk pilihan karir Anda sekarang?

2.  Membuat sebuah papan “kreativitas.”
Mulailah dengan mengambil sebuah papan poster besar, menempatkan kata-kata “Bisnis Baru” di tengah dan menciptakan sebuah kolase dari gambar, ucapan, artikel, puisi dan inspirasi lainnya, menunjukkan Michael Michalko, seorang pakar kreativitas yang berbasis di Rochester, NY, dan Naples, Florida, dan penulis buku kreativitas dan peralatan, termasuk ThinkPak (Sepuluh Kecepatan Press, 2006).

“Ide di balik ini adalah bahwa ketika Anda mengelilingi diri Anda dengan gambar niat Anda – yang Anda ingin menjadi atau apa yang ingin Anda buat – kesadaran dan gairah akan tumbuh,” kata Michalko.
Sebagai forum Anda berkembang dan menjadi lebih terfokus, Anda akan mulai mengenali apa yang hilang dan membayangkan cara-cara untuk mengisi kekosongan dan mewujudkan visi Anda.

3. Buatlah daftar orang-orang  yang sukses menurut keinginan Anda.
Anda tidak perlu menciptakan roda. Pelajari orang yang telah sukses di daerah Anda Sebagai contoh, selama resesi, banyak orang menghindar dari pasar real estat karena mereka pikir itu jalan buntu. Levit percaya bahwa adalah waktu yang tepat untuk melompat – ketika orang lain kebanyakan menyerah – karena tidak peduli bisnis, ada orang yang sukses di dalamnya. Studi mereka, mencari tahu bagaimana dan mengapa mereka bisa tetap sukses ketika semua orang sedang lipat dan kemudian mendirikan struktur untuk meniru mereka.

“Jika Anda ingin menjadi kreatif, membuat rencana yang ketat dan formal,” kata Levit. “Ini bukan rencana yang kreatif, melainkan proses yang Anda melewati yang membuka begitu banyak kemungkinan.”

4. Mulailah melakukan apa yang Anda sukai, bahkan tanpa rencana bisnis
Banyak orang menunggu sampai mereka memiliki rencana bisnis yang luas ditulis, bersama dengan investor malaikat yang ingin membuang kas pada mereka – dan ide-ide mereka tidak pernah melihat terang hari, menurut Cath Duncan, Calgary, Kanada berbasis pakar kreativitas dan kehidupan pelatih yang bekerja dengan pengusaha dan profesional lainnya.

Dia merekomendasikan melakukan apa yang Anda nikmati – bahkan jika Anda belum menemukan cara untuk uang itu. Uji apa yang mungkin ingin bekerja di daerah yang Anda sukai, membangun jaringan bisnis Anda dan meminta umpan balik yang akan membantu Anda mengembangkan dan memperbaiki rencana bisnis.

Ini adalah cara untuk tidak hanya menunjukkan nilai yang akan Anda bawa, tetapi Anda juga bisa mendapatkan testimonial yang akan membantu memulai bisnis Anda ketika Anda siap untuk membuatnya resmi.

“Mungkin yang paling penting, meskipun, itu akan bergeser Anda keluar dari kelumpuhan dan ketakutan,” kata Cath, “dan kegembiraan saat melihat perbedaan kontribusi Anda membuat akan bahan bakar kreativitas Anda.”

5. Beristirahatlah dari pemikiran bisnis.
Meski mungkin merasa tidak nyaman untuk melangkah keluar dari modus bisnis, pikiran kadang-kadang membutuhkan istirahat dari seperti garis dasar pemikiran, kata Levit, yang baru saja diambil haiku Jepang, suatu bentuk puisi. Mungkin bagi Anda, maka akan menulis kreatif, melukis, berjalan atau bahkan berkebun.
Setelah Anda mengambil liburan mental terlibat dalam sesuatu yang Anda sukai, Levit menyarankan kembali ke jurnal dan menulis ide bisnis apa pun yang muncul dalam pikiran.

“Anda akan takjub melihat betapa segar ide-ide Anda,” katanya. “Melihat hal-hal indah – seni dan alam – menciptakan hubungan yang sering kita lalai untuk melihat Perhatikan mereka menangkap, mereka secara tertulis dan menggunakannya”.

Bisnis-bisnis yang Berkembang di Tahun Naga Air

Marketing SME- Tahun baru Tiongha atau lebih dikenal dengan tahun baru Imlek yang baru dilalui, memang banyak mengundang para pebisnis untuk melihat keberuntungannya. Ramalan dari para ahli feng shui biasanya menjadi salah satu rujukannya.

Sebelum kita menerawang ramalan para ahli feng shui, setidaknya kita tahu apa sih feng shui itu. Feng shui  adalah ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga napas kosmik naga. jenis Qi ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha Qi pembawa nasib buruk.

Biasanya para pakar fengshui akan menerawang berdasarkan julukan tahun yang baru. Nah, Imlek pada tahun ini berjuluk Tahun Naga Air. Pada Tahun Naga Air merupakan tahun yang mampu mendatangkan peruntungan bagi beberapa sektor bisnis.

Menurut pakar feng shui, Suhu Benny, mengingatkan agar berhati-hati pada tahun ini. Ia bilang, ciri khas Tahun Naga Air adalah raja. Orang ingin berupaya agar dirinya diperlakukan seperti raja. Bila tak pandai bersikap akan membuat orang menjadi angkuh.
“Makanya supaya kita berperilaku low profile agar tidak terjebak pada sikap angkuh. Begitu pula dalam menjalankan bisnis,” ungkapnya

Suhu Benny mengatakan, elemen air mendominasi langit pada Tahun Naga Air ini. Sisi lain, tanah juga mengandung air, sehingga unsur air menjadi banyak dan berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan di alam. Namun karena negara kita berada di garis khatulistiwa, di mana elemen apinya tinggi, maka tanah tetap stabil. Bisnis yang berhubungan dengan tanah maupun air akan cerah pada tahun ini.
Nah, apa saja bisnis yang peruntungannya akan cemerlang pada Tahun Naga Air ini? Berikut ulasan beberapa pakar fengshui;

1. Bisnis properti
Tahun Naga Air juga memberikan peruntungan bagi para pebisnis property. Bisnis di sektor ini, memang sedang menggeliat. Beruntung bagi Anda yang sedang menjalankan bisnis properti. Suhu Benny menjelaskan, bisnis properti ini antara lain bisnis bahan bangunan, investasi tanah, serta perumahan.
Pakar fengshui dari Universitas Maranatha, Suhu Liem Boen Hong mengamini. Dia bilang, usaha yang tergolong elemen tanah akan terus mengalami perkembangan.

Begitu pula penerawangan ahli fengshui, Suhu Acai. Tahun Naga Air, menurut dia, akan mendatangkan keberuntungan bagi bisnis yang berhubungan dengan tanah, seperti properti. “Apalagi populasi penduduk terus bertambah dan tempat tinggal menjadi kebutuhan pokok yang mesti dipenuhi,” ujarnya.
Sehingga ia melihat kecenderungan orang ayang semakin banyak menaruh duitnya untuk membeli tanah atau rumah bisa mendapatkan keuntungan lebih.

Terlepas dari itu, Teguh Satria, Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Real Estate Indonesia (REI), mengakui, bisnis properti memang diprediksikan bakal bergairah di tahun ini. Apalagi bunga kredit perbankan makin rendah, sehingga memacu penyaluran kredit perumahan

2. Agribisnis
Bisnis di sektor agribisnis seperti tanam-tanaman, hasil pertanian, perikanan dan peternakan, prospeknya juga akan bagus di Tahun Naga Air. Alasannya, bisnis tersebut masuk kategori elemen air.
 
Menurut Suhu Benny, bisnis di sektor agribisnis akan meningkat. Ini bisa ditandai dari tingginya pertumbuhan bisnis tanaman, baik padi maupun yang lain. Meski demikian, cuaca , infrastruktur dan irigasi masih menjadi kendala utama, dan ini harus diwaspadai. “Bisnis ini bisa menjadi peluang besar,” jelasnya.
Namun, Suhu Liem punya pandangan berbeda. Menurutnya, bisnis pertanian yang tumbuh di tanah dan air akan mengalami kegagalan panen akibat curah hujan yang tinggi

3. Bisnis Makanan dan Minuman
Tahun Naga Air juga memberikan peruntungan bagi para pebisnis makanan dan minuman, seperti bisnis rumah makan. Para ahli fengshui bilang, bisnis makanan dan minuman itu berkaitan dengan elemen air, sehingga prospeknya masih bagus.
 
Menurut Suhu Benny, bisnis makanan dan minuman ini tidak akan mati sebab jumlah penduduk semakin banyak. Pertumbuhan ekonomi pun juga semakin baik sehingga mendongkrak tingkat daya beli masyarakat.
Demikian juga menurut Suhu Liem. Bisnis makanan dan minuman ini akan mendongkrak bisnis lain, seperti bisnis supermarket dan minimarket. Dua sektor ini, secara feng shui masuk katagori elemen tanah. .

4. Industri kreatif
Bisnis di industri kreatif juga akan menggeliat di Tahun Naga Air. Menurut Suhu Liem, secara feng shui, industri kreatif ini memadukan elemen tanah dan kayu. Tanah yang mengandung unsur air akan menyuburkan kayu. Dalam pandangan dia, industri kreatif akan berkembang.
 
Menurut Suhu Acai, yang paling prospektif adalah industri kreatif di bidang hiburan. “Tren perkembangan dunia hiburan juga semakin baik,” imbuhnya

Tapi Suhu Benny mengatakan, bisnis industri kreatif berhubungan dengan elemen kayu jadi tidak cocok dengan air. Dia memprediksi kreatif seperti seni, fotografi, tekstil, dan fashion akan meredup. Alasannya, dominasi air bisa membusukkan kayu.

1001 Cara untuk jadi Franchisee Sukses

Ibarat mencari jodoh, tak ada rumus baku untuk jadi franchisee (pembeli franchise) sukses. Mungkin Anda bisa meniru cara franchisee lain memilih suatu franchise dan Anda pun ikut sukses. Tapi Anda juga bisa gagal gara-gara tak cocok dengan pribadi franchisor-nya.

Pengalaman dari seorang franchisee yang sukses pun bisa berbeda. Ia mungkin sukses mengembangkan gerai franchise di suatu tempat, namun ketika mendirikan gerai di tempat lain dari franchise yang sama bisa saja gagal. Karena itu ada seribu satu cara untuk jadi franchisee sukses dan sebanyak itu pula peluang Anda untuk terpeleset. Poin dari semua ini adalah dengan membeli franchise (menjadi franchisee) bukan berarti Anda tinggal menunggu untung. Ada banyak tahapan usaha yang harus dilakukan. Anda harus jeli melihat peluang, rajin melakukan penjajagan, tak segan bertanya pada franchisee lain yang sukses, dan tahu daya serap pasar di tempat yang sedang diincar. Jika punya kesempatan dan diijinkan franchisor, lakukan inovasi. Kondisi ini menjadikan memburu franchise jadi sesuatu yang menarik.

Memburu Franchise Baru
Ada kelompok orang yang suka memburu franchise baru. Mungkin pola kerjasama bisnis yang diburunya masih belum masuk kategori franchise. Menurut istilah Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) konsepnya masih business opportunity (BO), konsep bisnis model franchise yang masih prematur, tapi jika dikembangkan sedikit lagi akan menjadi franchise. Bisa juga bentuk kemitraan lain yang punya potensi dikembangkan menjadi franchise.

Menurut mereka, dengan membeli pola kerjasama model begini, punya peluang untuk ikut memberikan saran dan memasukkan gagasan-gagasannya menjadi konsep franchise di jaringan tersebut. Tak tertutup kemungkinan kerjasama dirinya dengan franchisor meningkat lagi menjadi pemegang saham franchisor-nya (perusahaan yang mengembangkan franchise), atau lebih jauh lagi.

Tengok pengalaman Budi Utoyo. Budi yang kini punya jaringan franchise Spa Leha-Leha itu semula menjadi franchisee C’lup-C’lup, jaringan gerai makanan hasil laut yang cara memakannya dengan mencelupkan makanan tersebut ke kuah khusus (dicelupkan). Franchise ini dikembangkan Fen Saparita dan kawan-kawan di Yogyakarta. Kebetulan antara Fen dan Budi pernah sama-sama ikut Entrepreneur University milik Purdi E. Chandra. Budi jadi master franchise C’lup-C’lup untuk daerah pengembangan Bekasi dan sekitarnya.

Ternyata C’lup-C’lup di Yogyakarta kurang berkembang. Budi berinisiatif mengambilalih perusahaan yang jadi franchisor-nya di Yogyakarta dan memindahkan base-camp-nya ke ke Bekasi mulai tahun 2004. Sejak itulah Budi menjadi franchisor C’lup-C’lup. Sekarang ia menawarkan franchise C’lup-C’lup dengan paket investasi sebesar Rp 21,6 jutaan. Dari upayanya itu gerai C’lup-C’lup sekarang berkembang menjadi 34 gerai.

Sukses itu malah membuat Budi terinspirasi mengembangkan franchise makanan jenis lain. “Sekarang saya mengembangkan dua lagi gerai makanan yaitu Baso Presiden dan Ayam Goreng Tulang Lunak Solo. Keduanya masing-masing baru memiliki lima gerai,” kata Budi. Dengan menambah dua gerai ini Budi kini memiliki empat franchise dengan kisaran besar investasi awal mulai puluhan juta rupiah (C’lup-C’lup dan Baso Presiden), seratusan juta rupiah (Ayam Goreng Tulang Lunak Solo), dan delapan ratusan juta rupiah (Spa Leha-Leha).

Ada juga yang memilih franchise baru karena alasan banyak diskon. Franchise baru umumnya memang ditawarkan dengan sejumlah diskon, termasuk tak memungut franchise fee pada tahun pertamanya. Malah ada juga yang tak memungut royalty fee selama tahun pertamanya. Sedangkan bahan atau alat pendukung lain masih bisa diperoleh sendiri. Umumnya mereka menganggap dengan mencari bahan atau alat pendukung sendiri biaya investasinya bisa ditekan.

Yanti Isa yang sukses mengembangkan gerai ayam goreng Red Crispy menjadi 650 gerai sekarang, mencoba menawarkan gerai sejenis dengan target pasar yang berbeda dengan nama MagFood Amazy mulai Juli 2007. “Konsep Amazy berbeda dengan Red Crispy. Amazy diposisikan untuk kelas menengah dengan target pasar para ABG (anak baru gede),” kata Yanti. Franchise Amazy ditawarkan dengan paket investasi mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 163,5 juta. Konsep gerainya mulai dari yang berbentuk booth sampai kafe. “Untuk tahun pertama ini kami tidak memungut franchise fee dulu. Ini karena Amazy masih baru,” kata Yanti. Hingga Agustus 2007 lalu Yanti sudah memiliki 10 gerai.

Memang belum ada franchisee-nya yang balik modal. Tetapi jika trennya bisa menghasilkan omset Rp 470  ribu sehari untuk paket investasi Rp 25 juta, balik modal bisa dicapai dalam tempo 11 bulan. Sekarang, katanya, malah sudah ada yang memiliki omset Rp 500 ribuan sehari.

Terobosan Pasar Para Franchisee
Kunci sukses untuk meraih omset besar itu, kata Yanti, karena franchisee-nya kreatif mencari pasar. Tak hanya menunggu gerai. Pengalaman dari mengelola Red Crispy menunjukkan itu. Franchisee yang rajin mencari pasar di luar jangkauan gerainya bisa meningkatkan omsetnya. Misalnya, memasok ayam goreng ke tempat hajatan atau tempat lain seperti kantor dan lain sebagainya.

Terobosan pasar juga dilakukan oleh franchise gerai pisang goreng Ta B’Nana di Roxy, Jakarta Pusat. Menempati gerai yang berada di tempat sempit dan terhimpit pertokoan serta jalanan di depan macet tak menyempitkan akal pemiliknya. Justru itu memancing inovasi Rudi,  franchisee Ta B’Nana itu, untuk jemput bola. Ia mengaku tertarik ke Ta B’Nana karena selain pisang gorengnya enak franchisor-nya juga enak diajak diskusi. Pada awalnya ia menjual pisang goreng seperti biasa, menunggu pembeli.

Namun setelah berjalan beberapa bulan Rudi mencoba hal baru yang idenya berasal dari pengamatannya melihat kemacetan di depan gerainya yang terjadi setiap hari. “Saya meminta pegawai saya menawarkan pisang goreng dari mobil ke mobil,” kata Rudi. Caranya, si pegawai menghampiri mobil-mobil yang terjebak macet sambil membawa kertas pesanan pisang goreng Ta B’Nana. Begitu pesanan diterima ia berlari mengambil pisang goreng sesuai jumlah pesanan yang diterimanya. Penjajaan model begini dilakukan mulai sekitar jam 17.00,  jam di mana kemacetan dimulai.

Cara jemput bola seperti itu ternyata berhasil mendongkrak jumlah penjualannya. Menurut Rudi, balik modal dia lebih cepat satu bulan dibanding yang ditargetkan Ery Ashok, pendiri Ta B’Nana (franchisor-nya). Ery sendiri mengaku terkesan dengan cara memasarkan pisang goreng Ta B’Nana model Rudi.  “Saya sedang mempelajari bagaimana ia bisa sukses seperti itu,” cerita Ery lagi.

Tetapi tak semua upaya franchisee mulus dengan inovasinya. A. Baidillah Thariq mengambil franchise Senyumuslim pada tahun 2005. Saat itu lelaki muda yang akrab dipanggil Barra ini membeli ruko tiga lantai di kawasan Ruko Kalimanis, Bekasi Timur. Ketika ditanya DUIT! tahun 2006 lalu ia menyebut mengambil franchise Senyumuslim karena ingin memanfaatkan rukonya tersebut. Investasi keseluruhan, termasuk beli toko dan mengambil franchise Senyumuslim, menurut pengakuannya, mencapai Rp 600 juta, jelas itu bukan investasi kecil. Namun ia yakin bisnis Senyumuslim akan berkembang, terlebih-lebih di Bekasi Timur yang, menurut dia, daerahnya cocok untuk perkembangan bisnis keperluan kaum Muslim.

Barra optimistis gerai Senyumuslim-nya akan berkembang pesat. Untuk menambah kekuatan positioning-nya ia menamakan gerai Senyumuslim-nya sebagai Pusat Grosir dan Eceran Produk Islami. Untuk mendukung ini ia melakukan promosi sendiri yang lumayan gencar di Bekasi. Selain melakukan bedah buku Islam, ia juga bekerjasama dengan radio swasta di Bekasi untuk mempromosikan. Hasilnya? “Imej Senyumuslim di Bekasi sudah sangat baik sekarang,” katanya.

Namun upaya keras itu, ia menyebutkan, tak sesuai dengan ketersediaan barang-barang yang bisa dipasok franchisor-nya. “Terutama supporting product yang masih kurang, variasi produk masih kurang,” katanya. Ia memisalkan, tatkala orang berbondong-bondong ke gerainya karena promosi yang ia lakukan, jumlah produk yang bisa ditemukan tak begitu banyak. Dan ketika meminta tambahan variasi produk ke franchisor itu juga masih sulit terpenuhi. Seharusnya, kata dia, franchisor memperhatikan ini.

Sekarang, Barra sedang mengerem dulu promosi Senyumuslim-nya karena khawatir produk yang tersedia tak sesuai dengan harapan pasar. Ia memperkirakan layanan franchisor yang menurutnya kurang itu karena gerai Senyumuslim sudah terlalu banyak saat ini. Akibat mengerem berpromosi itu omset Senyumuslim Barra jadi agak turun. Ketika pertama kali mengelola Senyumuslim omsetnya bisa mencapai Rp 30 juta sampai Rp 40 juta sebulan. “Sekarang di bawah itu,” ungkapnya.

Sodik Amin, franchisor dan pendiri Senyumuslim, mengakui penurunan omset gerai milik Barra itu. Namun itu karena masalah administrasi, katanya. Sedangkan mengenai jumlah produk yang disediakan Senyumuslim, katanya lagi, saat ini sudah ribuan item produk. Menurut dia, bagi franchisee-nya yang penting harus aktif seperti melakukan bazar, bedah buku dan sebagainya. Untuk keperluan itu franchisor siap membantu. Jika itu dilakukan omsetnya bisa tinggi. Ia menyebutkan franchisee-nya di Bengkulu bisa membukukan omset antara Rp 2 juta sampai 4 juta sehari. “Jadi sebulan bisa mencapai Rp 100-an juta,” ujar Sodik.

Yang menarik Barra, yang selain jadi franchisee dari Senyumuslim juga jadi franchisee dari franchise lain, mengemukakan pandangannya mengenai franchise secara umum di Indonesia. Ada kecenderungan, katanya,  franchise yang belum matang sudah ditawarkan kepada umum. Parahnya lagi, banyak franchisor yang menggunakan gerai milik franchisee-nya sebagai bahan percobaan. “Seharusnya sistemnya matangkan dulu. Para franchisee itu kan umumnya mereka yang memiliki uang lebih. Harus diapakan uangnya itu? Melalui franchise mereka berharap uangnya bisa diinvestasikan tanpa perlu susah-susah mengelolanya,” tuturnya.

Pada dasarnya Barra yang juga mengelola usaha Event Organizer dan produksi batu bata di Kerawang, melihat franchise merupakan sistem yang menarik. Karena itu selain mengembangkan gerai Senyumuslim ia juga mengembangkan gerai lain. Gerai yang dimaksud adalah gerai rumah makan franchise bernama Clemont yang menawarkan steak ayam, dan lain-lain. Franchise rumah makan asal Bandung ini ia ambil beberapa waktu lalu dengan investasi Rp 40 juta setiap gerainya. Pertama kali ia membelinya dengan mendirikan gerai Clemond di Bekasi. Lalu ia mencari tempat lain yang dekat kampus. Ternyata gerai yang baru ini menghasilkan pendapatan lebih baik. Omsetnya rata-sarat Rp 1,5 juta sehari. Kini ia memiliki enam gerai Clemont.

Bagi sejumlah orang, mengambil suatu franchise memberi tantangan tersendiri.  Awalnya memang sulit, namun setelah mengetahui dan mengalami seluk-beluknya sukses pun bisa diraih. Begitu berhasil mengembangkan satu outlet umumnya ketagihan untuk menambah outlet franchise bersangkutan atau mengambil franchise lain. (Sumber: www.majalahduit.co.id/DEN)

Cara-cara Ampuh Bangun Bisnis Sukses

Marketing SME- Untuk membangun sebuah usaha perlu perencanaan yang matang.  Bukan hanya materi  saja yang kita siapkan tetapi ada beberapa yang harus kita pikirkan. Sehingga bisnis ini bisa berjalan dengan lancar. Memang diakui, untuk membangun suatu usaha atau bisnis itu tidak mudah. Perlu adanya kerja keras agar bisnis yang kita kelola bisa maju sesuai keinginan kita. Berikut ini, ada beberapa kiat sukses untuk  membangun usaha, mudah-mudahan bisa membantu Anda untuk bisa menjadi pengusaha yang sukses.
  1. Merencanakan yang matang
    Perencanaan itu sangat penting, baik usaha yang  kecil atau yang besar. Sehingg usaha tersebut tidak hanya mengambang begitu saja dan suatu saat kita bisa melihat kembali kerangka bisnis yang sudah dibuat. Rencana bisnis juga memudahkan kita jika ingin mengajukan pinjamaan ke bank. Pegawai bank akan bisa melihat prospek yang kita punya sehingga memudahkan kita memperoleh pinjaman. Di dalam rencana bisnis, ada tiga hal yang perlu kita catat yakni: Diskiripsi Bisnis, Target Konsumen, Bentuk Bisnis, Sumber Daya Manusia, Keuangan.
  2. Menyiapkan mental yang kuat
    Resiko membuka usaha lebih besar ketimbang menjadi karyawan suatu perusahaan, salah satunya risiko kehilangan seluruh modal yang investasikan. Karena itu kita harus  memerlukan mental yang kuat sebab bisnis kita memiliki kemungkinan untuk sukses besar, namun juga bisa gagal total. Walaupun begitu,keberhasilan tetap ada.
  3. Selalu selektif
    Ada begitu banyak ragam usaha yang bisa jalankan dan harus memilih satu untuk kita fokuskan. Untuk membantu membuat keputusan, kita bisa mencari peluang yang ada di pasar atau justru menciptakan pasar baru. Jika memilih untuk mencari peluang, maka kita harus tanggap memperhatikan apa yang masyarakat butuhkan. Contohnya, jika kita melihat banyaknya ibu yang terpaksa harus meninggalkan anaknya karena harus bekerja, maka kita bisa memanfaatkan peluang ini dengan membuka tempat penitipan anak. Atau  bisa membuat pasar sendiri dengan keahlian yang kita miliki. Mungkin kita ahli dalam masakan India dan sama sekali belum ada di pasar. Dengan pemasaran dan kualitas produk yang bagus, bisa menciptakan tren baru dan membuat pasar malah membutuhkan produk yang kita buat.
  4. Jeli melihat peluang di pasar
    Upayakan agar bisa menangkap sekecil apapun peluang yang ada dan gunakan perhitungan yang matang karena sebagai seorang pengusaha, harus cermat serta jeli melihat peluang-peluang di pasar.
  5. Cerdik menghadapi kompetitor
    Adanya pesaing adalah hambatan untuk berhasilnya suatu usaha. Karena itu, harus cerdik dalam menghadapai mereka. Cari perbedaan antara produk kita dengan produk mereka sehingga mempunyai nilai lebih (added value) jika dibandingkan dengan mereka. Misalnya, dalam usaha fotocopy kamu memberikan kupon undian pada pelanggan dengan pembayaran di atas Rp 50.000,- yang akan diundi setiap 6 bulan sekali.
  6. Menawarkan produk dengan sistem
    Kunci sukses untuk bisnis kamu adalah melalui teknik pemasaran. Sebagai tahap awal mungkin perlu ekstra usaha yakni mungkin dengan melakukan door-to-door menawarkan produk. Selanjutnya baru memasarkan produk dengan sistem imbalan dan seterusnya.
  7. Sering melakukan evaluasi
    Lanjutkan perkembangan usaha dengan memantapkannya. Langkah awal dalam menstabilkan usaha adalah dengan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan secara teratur akan mempertahankan dan meningkatkan mutu usaha. Contohnya, kita bisa mencari feed back- dan memberikan penerangan kepada para karyawan setiap 3 bulan sekali.
  8. Belajar dari kegagalan
    Setiap usaha tidak akan pernah ada yang lepas dari mengalami kegagalan, karena memang kegagalan berjalan seiringan dengan keberhasilan. Proses ‘Jatuh’ dan ‘Bangun’ yakni masa laris tidak laris adalah sesuatu yang wajar. Asalkan ketika kita jatuh, jangan langsung patah semangat dan kemudian berpikir untuk menutup usaha alias gulung tikar, sebaliknya lakukan evalusi mungkin dengan mencari inspirasi untuk menciptakan produk dan jasa baru yang akan semakin menjadikan usaha kita menarik, membaca kiat sukses para wirausahawan (businessman) dan bagaimana cara mereka melewati masa-masa sulit, mencoba teknik pemasaran yang baru, dan harus terus Belajar.
  9. Selalu menjaga hubungan baik
    Berhubung usaha anda sangat besar dipengaruhi oleh konsumen, maka harus bisa menjaga hubungan tetap langgeng dengan mereka degan serius menanggapi saran dari mereka, memberi bingkisan hari raya, sekali-kali memberi diskon atau juga dengan hanya sekedar tersenyum ramah menyapa dan ngobrol dengan mereka.
Selamat mencoba.

7 Alasan Kenapa Perusahaan Anda Perlu Iklan Online di Cina


marketing.co.id- Lau Seng Yee, Presiden bisnis media online di portal internet Tencent, memberikan daftar yang cukup luar biasa. Dia memberikan alasan mengapa perusahaan harus merangkul media online dan ekosistem digital.
  1. Saat ini Cina memeliki 513 juta pengguna lebih
  2. Setiap hari sekitar 164.000 orang di Cina bergabung di internet
  3. Sekitar 1.3 miliar jam dihabiskan warga Cina untuk online setiap hari.
  4. Cina memiliki pengguna Android dan IOS lebih banyak daripada Amerika
  5. Sekitar  1,74 miliar RMB ($276 juta) dalam penjualan barang virtual di Cina pada tahun 2011.
  6. Orang-orang di Cina sangat serius dalam menggunakan media sosial.
  7. Sekitar 370.000 orang bermain mahjong online kapan saja.
Itu semua cukup mengesankan untuk sebuah Negara yang menurut Lau baru diperkenalkan telepon pertama kali 17 tahun silam. Cina memiliki tradisi Guanxi, yang diterjemahkan menjadi rantai koneksi. Walau secara umum kata tersebut disebut koneksi yang dilakukan orang secara pribadi, “internet telah melepaskan kekuatan guanxi”, kata Lau.  Hal Ini telah merumuskan kembali segala sesuatu yang kita tahu tentang sambungan, terangnya.

Hal ini juga telah mengubah dinamika sosial, konsumen sekarang raja, kata Lau. Tentu saja ada masalah yang muncul, karena tidak ada kebebasan berbicara atau transparansi di Cina. Awal bulan ini pemerintah sudah menutup 16 situs termasuk dua situs yang mirip Twitter dengan pengguna 250 juta pengguna lebih.

Menurut Dr, John A Quelch, professor of international management and dean of the China Europe International Business School, bagaimanapun juga kami telah memiliki ledakan aktivitas internet dalam kurun waktu lima sampai 10 tahun terakhir.
Sumber: BusinessInsider

Kunci Mengembangkan Bisnis Online

Dengan lebih dari 32 juta akun Facebook dan 6 juta akun Twitter, ditambah penetrasi internet yang mencapai 8,9% dari seluruh penduduk Indonesia—atau 45 juta user, merupakan peluang bagi pengembangan bisnis dan usaha lainnya pun terbuka lebar.

Transaksi online atau yang biasa disebut e-commerce di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru. “Era dotcom” yang melahirkan amazone.com maupun e-bay telah merevolusi cara belanja konvensional. Di Indonesia pun lahir beberapa situs belanja online yang cukup dikenal masyarakat, seperti bhineka.com, e-grossir, dan banyak model startup lainnya.

Pertumbuhan e-commerce setiap tahun dapat mencapai angka dua digit. Walaupun dunia diterjang oleh krisis finansial global, pertumbuhan transaksi—misalnya di dua situs terbesar seperti e-bay dan amazon.com—mencapai peningkatan hingga 31%. Di Indonesia perkembangan e-commerce ditandai dengan bertumbuhnya situs jual-beli ditambah dengan maraknya istilah startup yang dipakai oleh kaum muda di Indonesia untuk memulai bisnis berbasis internet.
 
Bila awal perkembangan e-commerce—misalnya amazone.com—dimulai dari penjualan buku, di Indonesia dimulai dengan penjualan komputer dan alat-alat elektronik. Pada tahun 2008, lebih dari 40% transaksi e-commerce ditujukan untuk reservasi pesawat terbang. Pada tahun 2011, transaksi didominasi oleh penjualan buku, diikuti dengan pakaian, sepatu, dan aksesori di peringkat kedua. Selanjutnya tiket pesawat dan reservasi, barang-barang elektronik, hingga software komputer.

Media internet di Indonesia menjadi pilihan seiring perkembangan social media, portal-portal elektronik, maupun komunitas. Orang melakukan pencarian melalui search engine atau juga mendapatkan rekomendasi dari rekan maupun komunitasnya.

Data Spire menunjukkan 90% orang mencari referensi/informasi melalui rekomendasi dari orang yang mereka kenal. Sementara sejumlah 10% merupakan opini atau testimoni mereka saja.

Dari data yang ditelusuri oleh Spire, dalam melakukan transaksi online, 40% merupakan rekomendasi dari rekan, teman, maupun komunitasnya. Hal ini disebabkan oleh literasi terhadap teknologi internet itu sendiri; semakin tinggi pengetahuan konsumen atas teknologi transaksi online, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan untuk bertransaksi. Lalu, diikuti dengan pencarian independen melalui search engine sebesar 38% dan 22% yang langsung menuliskan alamat URL-nya di browser.

Potensi transaksi online sangat besar, tahun lalu market size mencapai USD 3,6 miliar atau sekitar Rp 35 triliun—sebuah nilai transaksi yang menggiurkan. Namun, hal ini juga dibarengi dengan catatan tingkat kejahatan cyber yang cukup besar—misalnya penipuan hingga pembobolan kartu kredit (carding), phising, virus, dan lain-lain. Berdasar laporan dari Norton yang bertajuk “Human Impact”, sebanyak 86% pengguna internet pernah menjadi korban kejahatan cyber.
Dari kedua data Spire yang disajikan, ada korelasi antara rekomendasi dengan isu keamanan yang membuat rekomendasi menjadi cukup sensitif bagi pelaku transaksi online. Banyaknya penipuan dan rendahnya kepercayaan terhadap penjual (seller) membuat rekomendasi menjadi pilihan sebagian besar pelaku transaksi. Ditambah, usia pelaku transaksi yang mayoritas masih muda membuat mereka dapat dengan gampang berganti pilihan dan sangat mudah untuk dipengaruhi perorangan maupun kelompok (2/3 pelaku transaksi online merupakan kawula muda).
 
Dalam media pilihan bertransaksi, forum jual-beli Kaskus menjadi portal favorit. Sejumlah 73% mengakses Kaskus berdasarkan rekomendasi rekan atau teman. Situs Kaskus yang memiliki komunitas lebih dari 3 juta orang ini pun menjadi salah satu portal dengan traffic terbesar di Indonesia. Diikuti dengan Facebook yang walaupun memiliki angka pengguna yang tinggi, hanya 10% dari jumlah responden menentukan pilihan belanjanya di situs ini. Diikuti dengan egrossir.com, situs yang berdiri tahun 2004 tersebut mendapat traffic dan rekomendasi 4%. Dan 12% lainnya mengakses website lain atas rekomendasi orang lain.

Ke depan, e-commerce memiliki potensi yang sangat besar untuk digarap oleh pelaku bisnis mana pun. Transformasi belanja konvensional ke e-commerce memang membutuhkan waktu. Tentunya, infrastruktur perundang-undangan seperti pajak dan perlindungan hukum yang mulai diterapkan tahun ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis e-commerce.

Suatu situs e-commerce harus didukung dengan mutu perusahaan. Dalam hal ini bagaimana suatu situs membangun merek atau reputasi melalui kualitas produk atau jasa yang ditawarkannya. Faktor pendukung lain adalah website. Sebuah website harus memiliki ciri khas yang berbeda, ditambah dengan interface website yang harus friendly dan membantu konsumen dalam bertransaksi. Kredibilitas dalam setiap transaksi merupakan hal yang mutlak mengingat saat ini online shopping selalu dihantui hal-hal negatif mengenai risiko transaksi—seperti produk yang cacat, biaya ongkos kirim yang tinggi, hingga kesalahan pengiriman.
 
Pasar 250 juta jiwa, dengan 15–20% menyentuh internet, menjadikan Indonesiasebagai market yang sangat potensial. Namun di sisi lain, tidaklah mudah untuk mengembangkan bisnis di sini. Membangun kepercayaan menjadi modal penting dalam proses ekspansi ke jalur ini. Pasar yang besar, didukung dengan media promosi dan pemasaran produk yang tepat, serta menjadi penjual yang terpercaya, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kesuksesan di dunia e-commerce.

Dari hasil survei yang dilakukan terhadap pengguna internet yang sering melakukan
transaksi online, sebanyak 40% pengguna lebih suka membuka situs yang
direkomendasikan oleh rekan atau teman.

5 Perilaku yang Membuat Seorang Sales Sukses

www.marketing.co.id - Menjadi seorang sales boleh dibilang gampang-gampang susah. Karena menjadi seorang sales, pastinya akan dituntut  untuk lebih aktif dan kreatif dalam memasarkan sebuah produk. Maka jangan heran kalau seorang sales pernah merasakan pasang dan surut dalam penjualan.

Perlu Anda ketahui, dunia marketing saat ini sangat dinamis dan penuh tantangan. Maka para salespun harus pintar-pintar mencari peluang dan menghasilkan omset penjualan yang cukup besar agar perusahaan itu tidak merugi.
Berikut  5 perilaku seorang sales jika mau menuai keberhasilan:

1. Berjiwa besar dan berani melawan kegagalan
Bagi seorang sales, kegagalan maupun penolakan dalam memasarkan sebuah produk sudah menjadi bumbu penyedap bagi kegiatan mereka setiap harinya. Maka dari itu, seorang sales dituntut untuk berjiwa besar dan jangan berkecil hati dalam menghadapi kegagalan.

Coba Anda pastikan selalu mengutamakan kepentingan konsumen  dan memberikan pelayanan prima kepada mereka. Sehingga mereka akan percaya terhadap apa yang Anda sampaikan.

2. Selalu jeli melihat pasar dan menciptakan sebuah peluang
Bisa dikatakan seorang sales harus punya insting yang tajam. Karena seorang sales harus selalu jeli dalam melihat pasar dan menciptakan peluang dalam berbagai kesempatan. Bagi seorang sales, pintu rumah yang tertutup saja bisa menghasilkan sebuah peluang. Peluang  itu bisa diraih bila Anda menyampaikan informasi pemasaran produk dengan startegi yang tepat.
Jadi, posisikan diri Anda sebagai teman dekat bagi konsumen dan penuhi kebutuhan yang mereka cari.

3. Biasakan diri Anda menjadi seorang pemenang
Ketatnya persaingan pasar dan besarnya resiko yang menghadang di depan mata, menuntut para sales untuk bisa bertahan sebagai pemenang. Maka biasakan pribadi Anda menjadi seorang juara, agar setiap hambatan maupun tantangan yang hadir di depan mata bisa Anda selesaikan dengan maksimal.

4. Perluas networking
Memang tak bisa dipungkiri bila networking menjadi salah satu modal atau aset berharga bagi seorang sales maupun pelaku pasar lainnya. Semakin luas jaringan bisnis yang akan Anda bangun, maka semakin besar pula peluang sukses yang telah Anda rencanakan di masa-masa mendatang.

Jadikanlah orang-orang yang ada disekitar Anda menjadi relasi bisnis potensial yang akan membantu Anda untuk mencapai puncak keberhasilan.

5. Selalu melakukan evaluasi secara rutin
Tingginya persaingan pasar dan besarnya resiko kegagalan yang sering menghantui para sales. Sehingga menuntut para sales untuk bisa melakukan perbaikan secara bertahap, baik itu mengevaluasi setiap tindakan maupun tingkah laku sales itu sendiri. Selain itu juga, para sales harus selalu mengevaluasi kesalahan-kesalahan dalam setiap proses penjualan sehingga menuju keperbaikan.

Yang perlu diingat bagi seorang sales, bahwa keberhasilan itu  tidak hanya bergantung dari kualitas produk yang mereka jual, namun keberhasilan tersebut juga tergantung dari kualitas skill dan pengetahuan individu yang memasarkan, yakni diri Anda sendiri. (BinisUKM)

Faktor Produksi Dalam Dunia Retail


Industri Ritel sekarang ini meliputi distribusi barang dan jasa kepada pelanggan, termasuk di dalamnya adalah makanan, mebel, peralatan elektronik, pakaian dan jasa. Kestabilan dan keberhasilan toko ritel bergantung pada penentuan dan pemanfaatan faktor-faktor produksi yang relevan.

Pengusaha
Pengusaha atau perusahaan adalah faktor produksi pertama yg penting dalam keberhasilan toko ritel. Dia harus mampu menentukan kestabilan bisnis dan mendapatkan serta mengorganisasikan faktor-faktor produksi lainnya.

Modal
Tak kalah pentingnya adalah faktor modal, bisa saja berupa uang namun bisa juga lainnya : gedung, peralatan elektronik, atau sumberdaya intelektualnya.
Pengusaha atau perusahaan harus bisa menentukan modal yang relevan yang diperlukan untuk bisnis tersebut.
 
Pekerja
Faktor pekerja juga turut berperan dalam memajukan bisnis ritel anda. Dapat kiranya dibagi dalam 3 golongan besar yaitu skilled, semi skilled atau unskilled labour.

Sumber Daya Alam
Tanah untuk lokasi usaha, atau bahan makanan untuk restoran, minyak untuk menjalankan mesin, dan sebagainya adalah SDA yang penting bagi proses produksi. Pengusaha harus mampu menemukan penyedia SDA ini. (sumber: ehow)

3 Kesalahan Sosial Media Yang Perlu Dihindari Oleh UKM atau SMB

Mau tidak mau, SMB atau UKM harus juga eksis di sosial media, karena prospek dan pelanggan di Indonesia juga makin banyak yang menghabiskan waktu di Sosial Media.

Coba bayangkan, berapa jam waktu yang digunakan oleh target market Anda untuk nonton TV dan dengar Radio? Berapa banyak waktu mereka melihat billboard, majalah, koran, atau media cetak lainnya? Kenyataannya prospek Anda  makin lama akan makin sering dan makin banyak yang memiliki akses ke media baru seperti Notebook, Netbook, Tablet, dan SmartPhone.

Oleh karena itu, SMB atau UKM sudah pasti harus memanfaatkan sosial media sebagai salah satu channel marketing yang berpengaruh besar terhadap bisnis, namun sering kali banyak pebisnis UKM sampai perusahaan Multinasional melakukan kesalahan Fatal ini:

1. Menggunakan Sosial Media seperti Offline Media
Banyak yang berpikir bahwa sosial media adalah memiliki Facebook, Twitter, YouTube, Google+, LinkedIn, Foursquare, dll, dan berusaha mendapatkan fans, teman, follower sebanyak-banyaknya. Kemudian, semua account tersebut digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan brosur.
Ini adalah mindset yang salah, karena Facebook, Twitter, YouTube, Google Plus, LinkedIn, Foursquare, Koprol, dll hanya tools sosial media yang bisa kita gunakan untuk mengimplementasikan strategi sosial media Anda. Kunci utamanya adalah membangun kedekatan, interaksi, dan engagement.

2. Maju tanpa Tujuan
Karena banyak yang memulai social media marketing karena ikut-ikutan , maka akhirnya banyak sekali pebisnis maju di sosial media marketing tanpa tujuan dan arah yang jelas. Tentu saja ini ini sangat berbahaya, seperti mengendarai mobil yang berkecepatan tinggi, tapi matanya tertutup.

3. Tidak Mengukur Hasilnya
Sosial media juga sama seperti media marketing lainnya, yaitu harus selalu diukur dan dimonitor apakah efektif membantu meningkatkan jumlah pelanggan kepada bisnis. Apakah efektif menjangkau lebih banyak target market? Apakah efektif menekan biaya promosi? dan lain lain
Tanpa mengukur, kita tidak akan tahu bagaimana cara memperbaikinya.
Oleh karena itu, untuk Anda yang ingin menggunakan sosial media untuk bisnis, lakukanlah 3 hal berikut:
  1. Pikirkan dulu Tujuan dari Sosial Media Marketing ini
  2. Susun strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan berbagai tools sosial media yang ada (sesuaikan dengan target market Anda)
  3. Monitor dan ukurlah efektivitas dari campaign sosial media tersebut
(Sumber: emcoach.com)

Keuntungan Memiliki Iklan Yang Sukses

Iklan ada di mana-mana, tapi tidak semua iklan adalah iklan yang sukses. Masing-masing metode periklanan memiliki keuntungan sendiri, ada hasil positif yang semua pengiklan pada umumnya berusaha untuk mencapai. Selain keuntungan jelas seperti peningkatan penjualan dan pendapatan, iklan atau kampanye periklanan yang sukses menghasilkan hal-hal lain yg penting untuk mempertahankan bisnis tetap berjaya. Uang yang dibelanjakan untuk iklan menjadi tidak sia-sia.

Meningkatkan Pengakuan Atas Eksistensi Perusahaan
Ukuran kesuksesan bisnis tidak hanya dari segi keuangan tetapi juga pada berapa banyak orang bisa mengenal nama perusahaan, mengenali logo, melafalkan slogan perusahaan atau menyanyikan jingle catchy nya. Sebuah dokumen tertulis dari Hewlett-Packard ” Kekuatan Komunikasi Visual ” mengungkapkan bahwa orang yang lebih mampu mengingat sekitar 80 % dari hal-hal yang mereka lihat, dibandingkan dengan 10 % dari apa yang mereka dengar dan 20 % dari  membaca. Bahkan anak-anak kecil tahu lengkungan emas pada tanda atau papan reklame McDonald menandakan sudah dekat. Pengakuan instan dan kesukaan dari suatu produk atau layanan adalah tujuan akhir. Kombinasi suara dan penglihatan yang lebih efektif daripada hanya visual, jelas Hewlett-Packard. Iklan televisi harus berhasil menggabungkan setidaknya dua hal tsb untuk membuat iklan yang mudah diingat konsumen.

Membangun Basis Pelanggan dan Menggeser Pesaing
Sebuah iklan mungkin menyebabkan konsumen yang hanya datang sesekali menjadi  kembali untuk penawaran khusus atau produk baru dan juga membawa pelanggan baru. Iklan yang efektif harus terus membangun basis pelanggan dan menambah sekelompok besar pelanggan setia yang secara teratur melakukan bisnis dengan perusahaan. Tantangannya adalah bagaimana untuk membuat iklan menonjol di antara iklan lain untuk bisnis yang menawarkan produk atau jasa serupa. Sebuah kampanye iklan atau seluruh iklan yang sukses tidak hanya meningkatkan pelanggan bisnis tetapi membawa dalam bisnis lebih dari pesaingnya. Buzz lainnya harus didengungkan sedemikian rupa sehingga mampu mengungguli perusahaan lain. Ini adalah persaingan ketat yang mengarah ke beberapa iklan cerdas dan kreatif.
IKlan Yang Sukses Mampu Raih Audiens Target

Karena iklan muncul dalam berbagai bentuk, bisnis harus memilih iklan yang menjangkau banyak orang dengan produk atau jasa yang mereka maksudkan. Iklan harus ditempatkan di mana anggota audiens target berada, membaca dan melihat. Televisi menawarkan kesempatan yang berpotensi kuat. Pada usia 65, seseorang dikatakan telah menghabiskan sembilan tahun hidupnya menonton televisi, menurut Norman Herr, Ph.D. dari California State University, Northridge dan AC Nielsen Company. Ini termasuk melihat ratusan iklan televisi tiap harinya. Namun hasil positif tidak tercapai kecuali jika iklan berjalan di network, dan pada momen di mana target audiens sedang menonton TV.

Iklan Yang Sukses Mampu Ubah Opini atau Kebiasaan Publik

Beberapa iklan dikembangkan untuk membentuk cara orang melihat topik kontroversial atau serius. Iklan televisi bagus dalam menyajikan jenis iklan yang mampu mempengaruhi publik;  meskipun kartu pos, baliho dan poster menghasilkan hal yang (kadang-kadang berhasil) misalnya pada musim kampanye pemilihan untuk menggalang dukungan buat kandidat politik tertentu. Iklan kampanye gerakan melawan kebiasaan “mabuk saat mengemudi” tahun 1980-an adalah salah satu contoh iklan yangsukses mengubah perilaku dan persepsi publik. Setahun setelah peluncuran kampanye secara ketat mulai nampak kematian akibat kecelakaan “mabuk saat mengemudi”  secara substansial lebih rendah.

Demikianlah, iklan yang sukses mampu mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan. (ehow)

Visual Merchandising Attraction: Senjata Merayu yang Paling Ampuh Agar Orang Membeli Apa pun yang Anda Jual

Judul Buku: Visual Merchandising Attraction: Senjata Merayu yang Paling Ampuh Agar Orang Membeli Apa pun yang Anda Jual
Penulis: Rudy Jusup Sutiono
Format: Soft Cover
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, 2009
Tebal: 234 halaman

Dalam dunia komunikasi pemasaran, kunci utama menuju kesuksesan adalah berhasil tidaknya kita dalam menarik perhatian calon konsumen kita. Media komunikasi pemasaran yang begitu beragam mengakibatkan perubahan besar pada pola penggunaan media komunikasi pemasaran. Jika dulu sumber informasi dan hiburan hanya terbatas pada media televisi, radio, outdoor, dan media cetak, saat ini kita dapat mengakses informasi melalui media internet dan ponsel kita. Aktivitas sosialisasi pun dapat dilakukan di internet dengan membangun jejaring social, baik di tingkat domestik maupun global.

Perkembangan yang berlangsung tersebut tentunya menjadikan pemasar semakin sulit untuk menjangkau dan “menarik perhatian” konsumen, akibat semakin banyaknya media yang berebut menjangkau mereka.

Ada satu hal yang sering terlewatkan/terlupakan oleh kita. Ketika media komunikasi semakin beragam dan berubah dengan cepat, pola belanja dan kebiasaan berbelanja tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, khususnya untuk produk-produk konsumen—fast moving consumer products. Sejauh ini, penjualan produk masih didominasi oleh penjualan yang bersifat on ground ketimbang on line. Berarti, konsumen tetap  mengunjungi gerai-gerai penjualan (point of purchase) untuk membeli produk yang mereka butuhkan.

Di sinilah visual merchandising yang atraktif sangat berperan dalam mempengaruhi calon konsumen menentukan produk yang akan dibelinya. Begitu pun pada saat pameran. Berbagai perusahaan tentunya akan berusaha menggoda pengunjung untuk membelanjakan uangnya. Terkadang, yang membuat pengunjung keranjingan belanja bukanlah barang-barang yang dipamerkan, tapi juga bagaimana perusahaan menciptakan suasana yang atraktif, agar pengunjung datang ke stan mereka.

Para merchandiser sudah membuat sesuatu yang atraktif sejak mata memandang dari jarak sejauh mungkin. Pilihan gambar, tulisan, tata letak, ukuran, warna, pencahayaan, dan pernak-pernik aspek merchandising ternyata sungguh luar biasa. Semakin dekat dengan stan—terlebih lagi setelah masuk ruang stan—pengunjung makin terbius dengan segala penampilan produk yang ditata apik, diperagakan secara demonstratif, lalu mereka tanpa sadar akan mengeluarkan dompetnya, dan terjadilah transaksi.

Peperangan dalam visual merchandising menjadi kian seru, apalagi dalam setiap pameran pasti ada merek-merek pesaing. Semua akan berlomba untuk merayu dengan senjata mutakhir visual merchandising-nya agar pengunjung mau masuk dan membeli. Senjata-senjata visual merchandising itu akan banyak ditemukan dan disinggung dalam uraian buku ini. Dalam ajang pertempuran bisnis itulah kemampuan dan profesionalitas para pemasar benar-benar diuji dalam menggarap aspek visual merchandising untuk mereknya.

Prinsip visual merchandising sesungguhnya secara alamiah telah diterapkan oleh para penjual sejak zaman dulu. Misalnya, perusahaan jamu Jago dulu memakai mobil dan orang-orang cebol untuk menarik pengunjung datang ke tempat penjualan mereka. Begitu juga para pedagang di pasar tradisional. Mereka seakan berlomba menjalankan aktivitas merchandising untuk membuat barang dagangannya cepat laku.

Karena tempatnya terbatas—sedangkan barang dagangannya banyak—tentunya mereka akan memprioritaskan menampilkan barang-barang yang cepat laku dan banyak dicari konsumen. Saat ini, dengan keterbatasan ruang pamer di kios/tempat usaha, maka pihak toko mulai mengomersialkan dan menyewakan tempat mereka sebagai sarana visual merchandising kepada pemilik merek.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana para pemasar harus mendesain visual merchandising berdasarkan tema yang ingin dikampanyekan kepada calon pelanggan. Bagaimana teknik untuk membuat pola display, mengatur facings (muka produk), mengatur grouping product, dan melakukan dekorasi, dapat ditemukan dalam buku ini.

Para pemasar saat ini dituntut untuk selalu kreatif dan memiliki jiwa seni untuk melakukan pengembangan visual merchandising sesuai dengan brand personality/character/identity, kondisi ruang, waktu, dan lingkungan tempat yang berbeda-beda. Jadi, tidak salah jika visual merchandising merupakan “senjata penarik perhatian” paling ampuh yang saat ini masih sering terlupakan dan belum dioptimalkan untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.

Buku ini sangat inspiratif, praktis, dan berguna bagi para pemasar. Visual Merchandising Attraction yang ditulis oleh Rudy Jusup Sutiono ini menjabarkan secara detail peran visual merchandising dalam trade marketing/marketing channel, yang merupakan moment of truth terjadinya suatu transaksi. Buku ini juga menjelaskan berbagai teknik, metode, dan prinsip berikut contoh dan tampilannya yang telah diterapkan di berbagai perusahaan secara kreatif, inovatif, dan lengkap. Tentunya hal ini dapat dengan mudah diimplementasikan di lapangan.

Visual Merchandising Attraction ini juga sangat berperan dalam membantu terjadinya selling out/sell through khususnya di retail channel.

Rudy Jusup Sutiono mempertajam wawasan kita akan peran Visual Merchandising sebagai silent salesman. Tidak hanya secara teori, tapi juga berdasarkan pengalaman profesionalnya di bidang field marketing.

AVIS: Kisah repositioning sang market leader

Banyak orang tahu bahwa Avis adalah market leader dalam bisnis rental mobil di Amerika Serikat. Namun, sebelum mereka mencapai puncak sukses, tidak banyak yang tahu bahwa perusahaan ini pernah mengalami masa-masa sulit. Tahun 1962, Hertz adalah pemimpin pasar dalam bisnis rental kendaraan, Avis hanyalah follower dalam bisnis ini. “We Try Harder”, itulah salah satu kampanye Avis dalam mereposisikan kedudukannya terhadap Hertz. Efek yang dihasilkan dari kampanye ini ternyata sangat dramatis. Dominasi Hertz atas pasar rental melemah dan Avis menjadi “the right choice” dalam benak pelanggan saat itu.

Saat itu, sebelum iklan ”We Try Harder” diluncurkan, Avis merupakan salah satu perusahaan yang tidak menguntungkan dengan pangsa pasar cuma 11% di seluruh wilayah di Amerika. Setahun setelah kampanye tersebut diluncurkan, Avis mampu menciptakan profit dan bahkan di tahun 1966 mereka berhasil meraih 35% pangsa pasar yang ada di Amerika.

Kasus ini tidak hanya menunjukkan kekuatan sebuah iklan untuk mendongkrak penjualan, tapi juga merupakan contoh yang menarik tentang bagaimana sebuah advertising agency bisa bekerjasama secara efektif dengan klien dalam membangun sebuah merek yang sukses.

Paling tidak, ada tiga hal yang mendasari kesuksesan Avis ini. Pertama, agen mereka yaitu DDB, merekomendasikan manajemen Avis untuk mengubah secara total customer service mereka dan meningkatkan produknya sebelum merancang konsep iklan. Kedua, DDB menghabiskan waktu 90 hari untuk mempelajari bisnis Avis dan berbicara dengan para karyawan mereka. Akhirnya, untuk melibatkan dukungan karyawan Avis dalam memenuhi janjinya kepada pelanggan, setiap karyawan Avis menerima kopian iklan dalam amplop gaji mereka sebelum kampanye periklanan dimulai. Dari tiga hal tersebut, Avis akhirnya berhasil menciptakan brand experience yang khusus dan unik pada brand mereka.

Psychological Pricing Strategy

Air Asia, maskapai penerbangan asing, memang berani memasang tarif terbangnya dengan sangat murah. Bayangkan, untuk penerbangan dari/ke Johor Bahru–Jakarta saja, mereka mematok harga Rp 99.999. Suatu angka fantastis yang sangat psikologis. Jelas harga ini berada di bawah harga rata-rata maskapai penerbangan domestik yang berlaku. Lihat saja, Lion Air yang hanya berani memasang tarif Jakarta–Kuala Lumpur sekitar satu jutaan, atau Garuda yang mematok harga sekitar 1,5 juta. Dengan trayek yang sama, yaitu Jakarta– Kuala Lumpur, Air Asia justru berani pasang psikologis harga sebesar Rp 149.999.

Strategi harga yang digunakan oleh Air Asia ini, jelas akan mengancam keberadaan maskapai penerbangan nasional. Selisih harga yang begitu mencolok, tentu saja membuat maskapai penerbangan nasional jadi ketar-ketir. Bagaimana tidak, dengan tarif Air Asia yang begitu murah, bukan tidak mungkin akan banyak penumpang yang menggunakan jasa penerbangan mereka. Namun demikian, laku tidaknya sebuah maskapai, tentu saja dipengaruhi banyak faktor. Dan pelanggan tentunya tidak buta akan hal ini. Jika ternyata layanan mereka tidak sesuai dengan ekspektasi pelanggan, maka pricing strategy yang mereka usung bakal sia-sia.

Fenomena ini merupakan hal yang menarik dalam dunia pemasaran, sebab, dengan demikian, prinsip service, quality, dan assurance (servqual), akan menjadi sangat penting dalam dunia penerbangan nasional.

Market Driving Companies: Menjadi Jawara dengan Menciptakan Pasar

Tak banyak perusahaan yang mampu menentukan arah pasar. Banyak dari mereka yang hanya bertahan menjadi follower. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menjadi market driver?

Pasar mempunyai struktur yang sangat dinamis, setiap saat berubah-ubah, dan tak terprediksi. Para pemain pun dituntut untuk cerdas dalam mengimplementasikan strateginya. Tak jarang, banyak perusahaaan yang pontang-panting menghadapi perubahan pasar. Di lain pihak ada pula perusahaan-perusahaan dengan bekal kekuatan inovasi yang kuat menghadapinya dengan mudah.

Ada dua istilah dalam orientasi pasar yang sangat akrab di dunia marketing, yaitu market-driven dan market-driving. Market-driven lebih cenderung pada orientasi bisnis yang dibentuk berdasar pada reaksi dari para pemain dalam pasar dan bertarung mengikuti kondisi pasar. Sebaliknya, market-driving lebih bersifat mempengaruhi struktur pasar dan dan menentukan arah pasar. Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi market-driving mempunyai kesempatan lebih besar untuk menjadi market leader. Perilaku pasar dapat dimodifikasi secara langsung atau tidak langsung dengan mengubah mind-set dari para perilaku pasar yang terdiri dari konsumen, kompetitor dan stakeholder.

Di Indonesia muncul beberapa pemain yang mampu menjadi market driver. Mereka berasal dari berbagai industri yang berbeda. Masing-masing dari mereka mempunyai keunggulan dalam mengimplementasikan strategi marketingnya. Para market driver ini selalu konsisten melakukan edukasi pasar, dan menjalankan inovasi produk dan value yang akan mereka tawarkan. Keunggulan inilah yang mampu membawa mereka menjadi market leader di pasar.

Di kategori perbankan BCA menjadi market driving karena kartu Flazz-nya mengedukasi pasar kartu pra bayar di Indonesia. Sebelumnya Bank Bali dan BNI telah mengeluarkan kartu pra bayar ini tapi gagal. Kini BCA berhasil mengedukasi pasar agar mempergunakan kartu pra bayar ini untuk keperluan pembayaran dalam jumlah kecil. Bahkan kartu Flazz juga mempelopori penggunaan teknologi RFID. Tak lama kemudian Bank Mandiri menjadi follower dari kartu Flazz. Sejak diluncurkan tahun lalu, jumlah penggunanya kini mencapai 1.5 juta orang (Oktober 2009) dan akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 2 juta.

Tak jauh berbeda dengan BCA, di bidang asuransi ada Prudential yang menjadi market driver karena perusahaan asuransi ini sangat agresif memperkenalkan Unit link (asuransi yang digabung dengan investasi). Unit link yang dinamai Prulink ini berhasil mengedukasi pasar dengan baik dan membuat top of mind di benak konsumen apabila mereka ingat produk asuransi link. Tidak hanya itu, Prulink juga senantiasa berinovasi dengan meluncurkan prulink syariah. Bahkan asuransi syariah Prudential kini termasuk motor pertumbuhan Prudential.

Pangsa pasar Prudential untuk unit link adalah terbesar dan menguasai 33 persen pasar unit link di Indonesia, sekalipun baru menyumbang 20 persen dari total penjualan asuransi di Prudential. Pasar asuransi link sendiri memang masih tergolong tidak besar dibandingkan konvensional karena membutuhkan banyak edukasi ke pasar soal investasi. Namun Kini Prudential adalah asuransi nomor satu menurut majalah investor dalam hal kinerja. Tahun 2008 premi yang berhasil dikumpulkan 7 triliun, naik 2 triliun dari tahun sebelumnya. Sedangkan 25 persen pendapatannya berasal dari Syariah.
 
Sedikit terbang jauh dari kedua industri di atas, kita mengenal Lion Air sebagai sebagai salah satu maskapai yang sukses di Indonesia. Lion air menjadi market driver di penerbangan low cost di Indonesia. Revenuenya mencapai 8.1 billion dollar tahun 2008.

Menurut Rusdi Kirana, founder Lion Air, dalam berkompetisi Lion Air harus bisa one step ahead dari kompetitor. Untuk itu Ia harus tahu kekurangan dan kelebihan diri dan juga kompetitor. Sebagai contoh, ketika maskapai lain memakai Boeing 737 Seri 200 yang berkapasitas 121 penumpang. Lion Air sudah menggunakan pesawat dengan kapasitas 167 penumpang. Tak jauh beda halnya dengan penggunaan Boeing 737 900 ER oleh Lion Air ketika maskapai lain menggunakan Boeing 737 seri 800.

Salah satu keunggulan dari Lion Air adalah kejelian melihat peluang pasar. Selain memiliki frekuensi penerbangan yang banyak, Lion juga sangat cermat menemukan celah penerbangan baru, yang mungkin belum dilirik oleh para kompetitornya. Termasuk dengan dengan penerbangan ke kota perdagangan. Contohnya untuk rute Jakarta-Medan ada 12 kali penerbangan dalam sehari.

Dalam mengembangkan Lion Air, Rusdi tidak bisa berhenti pada level kenyamanan. contohnya, Lion sudah memesan pesawat 178 unit, dan tahun ini sudah ada 32 unit yang masuk. Kemudian mereka juga memesan lagi pesawat baling-baling 15 buah yang berfungsi sebagai feeder untuk pesawat jet. Ini digunakan untuk melayani rute-rute kecil. Tentu saja langkah Lion Air tidak berhenti begitu saja. Saat ini Lion juga menambah frekuensi penerbangan ke luar negeri dengan pesawat berbadan lebar. “Saya akan terbangkan ke Jepang, Taiwan, Australia, Shanghai, dan sebagainya,” Tutur Rusdi.

Dari industri penerbangan, kita menuju industri makanan dan minuman. Garudafood boleh jadi termasuk nekat untuk membuka terus pasa yang baru. Sebagai contoh, ketika banyak produsen menjual minuman pelepas dahaga, Garudafood membuat minuman penunda rasa lapar. Oky Jelly menjadi minuman dahaga sekaligus penunda lapar.
 
Menurut Budiman, Head of Marketing Food and Beverages Division PT. Garudafood Putra-Putri Jaya, Garudafood harus cermat dan jeli membaca arah pasar. Budiman mengatakan bahwa untuk membentuk pasar baru tidak bisa dilakukan secara instan, harus melakukan riset secara mendalam terlebih dahulu. Termasuk pada saat membentuk pasar baru, perlu ada edukasi pasar yang dilakukan secara cermat. ”Edukasi pasar dilakukan melalui iklan sampai konsumen mengerti dan aware tentang produk yang ada. Untuk itulah kita perlu modal market insight,” tutur Budiman.

Tak jauh berbeda dengan Garudafood yang menjadi market-driver di industri makanan dan minuman, Depo Bangunan menjadi market driver di industri ritel bahan bangunan. Dahulu orang membeli bahan bangunan di toko bangunan yang berdebu dan kotor. Namun di Depo Bangunan, konsumen bisa mendapatkan kenyamanan dan pelayanan yang berbeda.

Positioning Depo Bangunan adalah jaringan supermarket bahan bangunan yang menyediakan tempat yang nyaman dalam berbelanja bahan bangunan. Supermarket bangunan ini juga memberikan harga yang murah, dengan konsep menyajikan harga terendah yang ada dipasar. Sebagai market driver supermarket bahan bangunan, Depo Bangunan bekerja sama dengan produsen bahan bangunan untuk selalu melakukan edukasi pasar. Untuk itu Depo Bangunan lebih banyak melakukan aktivitas BTL.

Salah satu strategi utama yang dilakukan oleh Depo Bangunan adalah bertumpu pada pelayanan. ”Pelayanan yang maksimal” kepada konsumen yang berbelanja di Depo Bangunan menjadi tanggung jawab dari semua lini bagian, mulai dari front-liner hingga back-office. Mulai dari pelayanan di gerai hingga gudang. (Majalah MARKETING/Leonardus Meta Noven)